Detoksifikasi - Cara
Menghilangkan Racun dalam Darah
Apapun yang kita makan
dan minum, khususnya obat farmasi bila sulit diproses, lama kelamaan akan
menjadi RACUN dalam darah. Dampaknya pun cukup hebat, bisa merusak organ
penting di dalam tubuh.
MANFAAT DETOKSIFIKASI
Pengusiran racun dalam
tubuh tentu saja akan menyehatkan tubuh. Hingga cara ini kerap diterapkan untuk
membantu penyembuhan berbagai penyakit. Penyakit tersebut antara lain : asma,
alergi, pilek, flu, bronkitis, asam urat, rematik, kanker stadium dini,
insomnia, depresi, stres, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, penyumbatan
pembuluh koroner, penyumbatan pembuluh arteri, obesitas, sariawan, mag, migren,
penyakit kulit, serta ketergantungan obat, nikotin, alkohol, dan narkotik.
Namun, para medis sudah
siap mengantisipasi hal tersebut. Untuk membuang racun dalam tubuh atau yang
dikenal dengan detoksifikasi, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Dari yang
sifatnya modern hingga alami.
Tujuan dari detoksifikasi
adalah untuk mengembalikan fungsi pembuluh darah, sebagai pembawa oksigen dan
zat-zat lainnya yang dibutuhkan organ di dalam tubuh, sehingga organ tersebut
bisa berfungsi kembali sebagaimana adanya setelah terhambat penyalurannya.
Biasanya setelah racun itu dibuang, tubuh akan
menjadi lebih segar dan terasa relaks. Bahkan, dalam beberapa kasus penglihatan
menjadi lebih terang dan gairah untuk hidup menjadi lebih tinggi
REAKSI TUBUH SELAMA
DETOKS
Selain reaksi-reaksi
seperti penyakit,selama detoks tubuh akan memberikan reaksi-reaksi lain yang
sering mengejutkan bagi pemula. Bentuk reaksi dan kapan munculnya reaksi-reaksi
tersebut tidak sama pada setia orang.
Menurut ahli diet dari
Northwestern Memorial Hospital Wellness Institute dan pembicara American
Dietetic Association Dawn Jackson-Blatner, terdapat beberapa efek dari detoks
yang harus diperhatikan. Saat proses detoks, ketika toksin melewati pembuluh
darah, maka tubuh akan memberi reaksi sehingga bisa timbul reaksi-reaksi,
antara lain:
Gejala sakit kepala,
mual, kembung, sembelit, pilek, flu, demam ringan, napas bau, gangguan
kulit/gatal-gatal, gangguan emosi, serta kedinginan.Kadang disertai perubahan
warna air seni. Warna urine lebih keruh dan berbau tajam. Bagi mereka yang
sepanjang hidupnya banyak mengkonsumsi obat-obatan farmasi, bau obat akan ikut
keluar bersama urine dan kotoran (feses) Sering buang angin dengan bau sangat
menusuk. Muncul keinginan kuat pada makanan, padahal setelah hari ke-3
sebenarnya tubuh sudah tidak merasakan lapar lagi.Keluar banyak kotoran
disertai lendir (mukus) yang cukup pekat.
Pada program detoks
yang lebih panjang, tubuh akan mengeluarkan kotoran dari lapisan sel yang
paling dalam. Bentuk kotoran yang keluar biasanya lebih pekat dan berwarna
mulai dari kehijauan hingga kehitaman seperti ter/aspal cair. Program detoks
baru dapat di katakan sempurna jika bentuk kotoran yang keluar sudah normal dan
tidak ada lagi kotoran yang bentuknya seperti tersebut. Reaksi ini sangat
individual sifatnya. Pada orang tertenu, reaksi ini boleh jadi tidak muncul
atau sudah terjadi pada hari pertama, ungkap Jackson-Blatner. Tetapi
Umumnya reaksi di atas
baru muncul pada hari ketiga karena hari ketiga tubuh mulai mengambil energi
dari lemak setelah hari pertama mengambil glukosa dari otot hari kedua dari
lever. Untuk bisa sampai ke otak, lemak harus mengalami tahap perubahan hingga
membutuhkan waktu lebih lama.
Kalau reaksi ini
muncul, jangan panik. Detoks tidak perlu dihentikan Kurangi saja aktivitas yang
menguras energi, hindari juga berpanas-panas di bawah matahari, minum air putih
atau jus sebanyak-banyaknya, atau segera tidur. Biasanya betul tidak
tertahankan, baik juga Anda konsultasi ke dokter.
Ahli gizi dari Rumah
Sakit Jakarta, dr. Inayah Budiasti MS SpGK menyarankan agar pelaksanaan detoks
sebaiknya secara perlahan untuk memberi tubuh kesempatan beradaptasi. Layaknya
orang yang perlu adaptasi ketika menghadapi pola makan, demikian juga yang
dilakukan tubuh. "Saat tubuh mengalami pengurangan asupan makanan, maka yang
pertama dibuang ialah cairan. Jadi, bukan lemak yang dibuang dari tubuh.
Padahal, sebanyak 80 persen tubuh terdiri atas air, ungkapnya. Karena itu,
Detoks perlu dilakukan secara bertahap. Beri waktu pada tubuh beradaptasi
minimal sekitar dua pekan untuk mendapatkan hasil terbaik,"tandasnya.
CATATAN PENTING
Cara mengkonsumsi
minuman/makanan apa pun tidak boleh terburu-buru. Meskipun bentuknya cair, air
dan jus buah tetap harus diteguk pelan-pelan dan sedikit-sedikit saja. Jadi,
tidak ditenggak cepat-cepat, apalagi sekaligus. Minum atau makan terburu-buru
dapat menyebabkan beberapa proses yang harus dilakukan tubuh terhadap makanan,
terlewati. Makanan yang tidak terproses dengan baik akan mengalami pembusukan
sebelum waktunya. Padahal pembusukan makanan hanya boleh terjadi dalam usus
besar menjelang anus. Pembusukan dini biasanya sudah terjadi di usus duabelas
jari.
TIPS
Sebaiknya tidak
mengkonsumsi obat dan suplemen apa pun selama menjalani detoks. Obat dan
suplemen bagaimana pun memiliki elemen yang bersifat racun. Sebaiknya tetap
berolahraga teratur. Cukup olahraga ringan saja seperti jalan kaki, lompat tali
atau lompat-lompat kecil di atas trampolin, yoga, taichi, atau chikung.
Olahraga berguna melancarkan sirkulasi darah dan getah bening, dan secara tidak
langsung juga melancarkan proses pengeluaran racun dari dalam tubuh. Boleh
melakukan perawatan tubuh seperti pijat, aromaterapi dan luluran (body scrub
atau penggelontoran kotoran dari permukaan kulit).
Beberapa reaksi setelah
minum Kefir berdasarkan dari hasil testimoni:
Sakit maag, Setelah
minum Kefir perut akan terasa sakit karena rasa masam yang berasal dari asam
laktat yang bertugas melakukan proses perbaikan penyembuhan penyakit secara
cepat, tetapi rasa sakit berdampak secara psikologis, jadi lebih cepat sembuh
tapi agak sakit.
Sakit darah rendah,
Setelah minum Kefir badan akan menjadi lemas atau mengantuk karena saat tekanan
darah dari rendah dinormalkan menuju grafik menaik, pasokan energi di dalam
tubuh berkurang.
Sakit darah tinggi,
Setelah minum Kefir tanpa menggunakan madu/gula akan menjadi reaksi pusing dan
pening, karena saat tekanan darah dinormalkan menuju grafik menurun sedangkan
pasokan energi di dalam tubuh berkurang.
Oleh Suyadi Ismail
Tidak ada komentar:
Posting Komentar