1. Sifat Fisik Susu
Sapi
a. Berat Jenis Susu
Susu yang memiliki
berat jenis 1,028, untuk mengukurnya digunakan alat laktodensimeter. Keragaman
berat jenis susu disebabkan kandungan air, kandungan laktosa, lemak dan
mineral. Kandungan air yang tinggi menyebabkan Berat Jenis susu rendah. Menurut
SNI berat jenis 1,028 merupakan angka minimal yang diukur pada suhu 27,50 C.
Berat jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu diperah. Penetapan lebih
awal akan menunjukan hasil Berat Jenis yang lebih kecil. Hal ini disebabkan
oleh perubahan kondisi lemak , adanya gas yang timbul di dalam air susu (Eniza,
2004)
b. Keasaman
Menurut SNI susu yang
baik memiliki pH 6-7. Bila susu memiliki pH lebih dari 7 kemungkinan sapi
menderita mastitis. Namun pada teori yang dipelajari biasa disepakati adalah
6,5 – 6,7.
c. Viskositas
Viskositas dipengaruhi
unsur lemak, protein dan umur ternak. Diukur dengan viscometer, susu segar
viscositasnya 1,5 – 2 centipoise pada suhu 200 C.
d. Indeks refraksi
Merupakan nilai jumlah
zat padat yang dikandung susu, pada susu segar nilainya n D 20 =1,3449 –
1,3477, diukur dengan refraktometer.
e. Titik beku
Menurut SNI titik beku
yang ideal adalah -0,520 s/d -0,560 C. Bila titik bekunya lebih tinggi atau
mendekati nol derajat maka kemungkinan besar susu dicampur dengan air. Titik
didih air susu 100,16 yang artinya lebih tinggi daripada air, wajar, karena
dalam susu punya kandungan yang lebih kompleks dari air.
f. Warna, rasa dan bau
Susu yang baik memiliki
warna putih kekuning-kuningan, sampai putih kebiruan. Bila warnanya lain
seperti merah, maka bagian ambing yang mengeluarkan susu tersebut terserang
mastitis. Susu yang terkena mastitis tidak layak konsumsi, dan saat pengobatan
sampai sekitar 3 hari pasca pengobatan susu tidak boleh dikonsumsi. Rasa susu
yang baik adalah gurih sedikit manis, hal itu karena susu mengandung gula susu
(laktosa), bila susu berasa asam, mungkin sudah mulai masuk dalam tahap kerusakan yaitu tahap pengasaman oleh
bakteri asam susu. Bila susu sudah mulai terasa pahit, mungkin sudah mengalam
kerusakan tingkat lanjut yaitu kerusakan oleh jamur dan bakteri setelah
berakhirnya fase pengasaman.
Untuk bau, susu
memiliki bau wangi yang khas. Bila dirasa tidak sedap, kemungkinan pertama
adalah factor lingkungan di sekitar penyimpananya. Hal itu disebabkan karena
lemak yang ada dalam susu mudah sekali menyerap bau di sekitarnya. Demikian
juga bahan pakan ternak sapi dapat merubah bau di sekitarnya (Eniza, 2004).
Buckle et al., (1987) menyatakan bahwa cita rasa yang kurang normal mudah
sekali berkembang di dalam susu dan hal ini mungkin merupakan akibat dari:
1. Sebab-sebab fisiologis seperti cita rasa pakan sapi misalnya
alfalfa, bawang merah, bawang putih, dan cita rasa algae yang akan masuk ke dalam
susu jika bahan-bahan itu mencemari makanan dan air minun sapi.
2. Sebab-sebab dari enzim yang
menghasilkan cita rasa tengki karena kegiatan lipase pada lemak susu.
3. Sebab-sebab kimiawi, yang disebabkan
oleh oksidasi lemak.
4. Sebab-sebab dari bakteri yang timbul
sebagai akibat pencemaran dan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan peragian
laktosa menjadi asam laktat dan hasil samping metabolik lainya yang mudah
menguap,
5. Sebab-sebab mekanis, bila susu mungkin
menyerap cita rasa cat yang ada di sekitarnya, sabun dari larutan chlor.
2. Sifat Kimia Susu
Sapi
Keasaman dan pH Susu :
susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat bersifat asam dan basa
sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka warnanya akan menjadi merah,
sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah warnanya akan berubah menjadi biru.
Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak antara 6.5 – 6.7. Jika
dititrasi dengan alkali dan kataliasator penolptalin, total asam dalam susu
diketahui hanya 0.10 – 0.26 % saja. Sebagian besar asam yang ada dalam susu
adalah asam laktat. Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan oleh
berbagai senyawa yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa pospat komplek,
asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida yang larut dalam susu. Bila
nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan terkena mastitis dan
bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya kolostrum ataupun pemburukan bakteri
(Eniza, 2004).
3. Kandungan Susu Sapi
Susu segar paling tidak
mengandung lemak 3,9%, protein 3,5%, air 87% laktosa 4,9%, abu 0,7%. Protein
dalam susu terdiri dari kasein, laktalbumin dan laktoglobulin. Namun untuk
setiap jenis sapi, sebenarnya memiliki kandungan yang cukup bervariasi, dimana
variasi tersebut disebabkan karena pengaruh genetik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar