Tidak ada istilah flek
paru dalam dunia medis. Juga tidak disebut dalam artikel kedokteran manapun.
Hanya di Indonesia saja yang memakai istilah tersebut. Jadi tidak tepat jika
mengatakan flek paru adalah nama penyakit dan digunakan untuk nama lain dari
tuberkulosis.....Nama penyakit flek paru kemungkinan muncul dan populer sebagai
usaha untuk menghaluskan penyebutan nama penyakit tuberkulosis. Namun
penghalusan itu malah menjadi sesuatu yang salah kaprah dan sulit untuk
dikoreksi.....Dan sangat disayangkan adalah ketika anak dalam kondisi pilek
diperiksakan ke dokter dan terdapat gambaran noda lalu dianggap
tuberkolosis....dan harus menelan obat selama 6 - 8 bulan....
Share dr seorang ibu
yang anaknya di diagnosis flek paru/TBC...." anak pertama saya dulu (hanya
karena penambahan berta badannya tidak sesuai pedoman chart), diduga TBC paru,
padahal hasil tes mantoux negatif. Anak saya tetap disuruh rontgen di dokter
spesialis radiologi (dokter ini bilang...semuanya normal hanya ada infitrat
yang bisa karena batuk/pilek).
Tapi DSA nya tetap
menyimpulkan TBC paru dan harus minum antibiotik tiap hari selama 6 bulan.
setelah minum obat 4 bulan, saya ke DSA lain ternyata hasilnya tidak menderita
TBC paru. wah menyesal saya koq nurut saja sama DSA pertama apalagi setelah
tahu efek negatif antibiotik tersebut"
Jadi sebelum menajalani
pengobatan 6 bulan alangkah baiknya kita pastikan dulu kena TBC paru atau tidak
jangan ditukar dengan istilah flek paru. Kemudian minta second opinion atau
bahkan third opinion...Diagnosis pasti TBC paru adalah ditemukannya kuman
Mycobacterium tubercolosis, biasanya di dahak. Sulit pada anak, oleh karena itu
digunakan sistem skoring IDAI dengan pembobotan....
Agar anak tak terkena
TBC Paru, pencegahan memang penting. Yang juga penting adalah memberi anak2
zat-zat kekebalan tubuh sejak lahir, seperti zat-zat yang terkandung dalam ASI
dan makanan bergizi lainnya. Kefir merupakan minuman kesehatan atau minuman
probiotic. Sejak awal mula, Kefir dibuat di negara asalnya yaitu di pegunungan
Kaukasus Rusia, telah dikonsumsi lebih dari 1400 tahun dan turun temurun dari
generasi ke generasi dan diperoleh manfaat kesehatan dengan konsumsi Kefir.
Bahkan sejak tahun 1973, pemerintahan Rusia telah menggolongkan Kefir ke dalam
makanan/minuman utama (sembako). Juga dibuat peraturan penggunaan kefir sebagai
terapi di rumah sakit dan sanatorium khususnya untuk penderita TBC dan sakit
paru-paru.
Meskipun banyak orang
yang memanfaatkan kefir untuk berbagai tujuan pengobatan, namun pada hakekatnya
kefir adalah makanan/minuman dengan gizi yang sangat baik dan diakui sebagai
pangan fungsional yang bersifat probiotik....dan karena Kefir adalah makanan
hidup....jangan mengkonsumsi kefir bersamaan dengan antibiotika. Antibiotika
dianggap sebagai “racun” oleh kefir dan akan di netralkan. Sebaliknya
mikroflora yang terdapat pada kefir juga akan “dibunuh” oleh antibiotika,
sehingga fungsinya sebagai probiotik menjadi hilang. Beri jeda sekitar 2 jam
pada saat mengkonsumsi kefir dan antibiotika, sehingga kefir dan antibiotika
tidak bertemu di lambung, karena akan saling melemahkan...
Paru2 basah dalam
istilah kedokteran disebut pneumonia...berbeda dengan TBC...TBC adalah infeksi
penyakit menular yang disebabkan oleh myobacterium tuberculosis, suatu basil
aerobik tahan asam, yang ditularkan melalui udara, sedangkan pneumonia adalah
proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli).
Tuberkulosis dan
penumonia memiliki tanda dan gejala yang hampir sama dan sama2 menyerang
saluran pernapasan bagian bawah. Untuk membedakan di antara keduanya, biasanya
harus dilakukan pemeriksaan penunjang, misalnya berupa foto rontgen atau
pengambilan sputum/ dahak untuk mendeteksi bakteri penyebab infeksi yang
biasanya menyerang keduanya.
Terdapat perbedaan yang
mencolok di antara keduanya terkait etiologi penyakitnya. Tuberkulosis memiliki
etiologi yang khas dan hanya terdapat pada penderita tuberkulosis, yaitu berupa
bakteri myobacterium tuberculosis, sedangkan pada penderita pneumonia dapat
disebabkan oleh lebih dari satu bakteri yaitu bakteri Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, dan Pseudomonas Sp, meskipun 90 % dari
kasus pneumonia lebih disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.
Myobacterium
tuberculosis hanya teridentifikasi pada penderita tuberkulosis, itulah ciri
khas yang terdapat pada tuberkulosis yang membedakan dengan pneumonia. Oleh
sebab itu, pengambilan sputum/ dahak merupakan pemeriksaan penunjang yang mampu
mengetahui penyakit sebenarnya yang diderita pasien.....
Pengalaman tb
paru.....jika dia konsumsi obat terus menerus kdg kaki jadi membesar....kalau
toh di kombinasi dg kefir susu sapi nampaknya kurang maximal. ..sayy
menyarankan kefir susu kambing plus kefir kolustrum selama 2 bulan...hasi lab
dan robtgen hasilnya memuaskan. Salam sehat bersama Kefir.
Oleh Suyadi Ismail -
Aih Ratnasuminar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar