Saya dan suami adalah
penggemar durian. Di musim durian seperti bulan-bulan ini, kami biasa berburu
durian sampai ke Kalibawang Kulonprogo atau Candimulyo Magelang. Kalau cuaca
sedang tidak bersahabat, cukuplah kami membeli durian di daerah Kamal atau di
Jalan Magelang, depan TVRI.
Namun sejak akhir tahun
2017, suami saya sering mengalami hipertensi, (tekanan darahnya di atas 140/90)
dan juga dislipidemia (kolesterol > 200, trigliserid > 200). Hal ini
membuat suami berinisiatif mengurangi beberapa makanan yang menurut beliau bisa
menyebabkan naiknya tekanan darah dan kolesterol, termasuk durian. Aduh...kalau
seperti ini, nanti siapa yang akan menemani saya berburu durian?
Sebagai Ahli Gizi, saya
sudah menjelaskan kepada beliau bahwa durian tidak mengandung kolesterol dan
rendah natrium. Tapi apa daya, tanpa bukti yang cukup, beliau tidak percaya hal
ini. “Nyatanya to bu, kalau habis makan durian, rasanya cumleng,
kenceng-kenceng di leher, badan rasanya pegel-pegel semua”, katanya, “Itu
tandanya tekanan darah ayah naik dan kolesterol ayah juga naik”, lanjutnya.
Dengan santainya saya menjawab, “Ah, itu sugesti ayah saja”.
Untuk meyakinkan
beliau, mulailah saya mencari bukti-bukti penelitian. Rahardiansyah Ramadhani
dan Mohammad Sadikin, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, telah
membuat penelitian yang berjudul The Effect of Durian (Durio spp) Consumption
on The Blood High – Density Lipoprotein Level. High-density lipoprotein atau
HDL adalah zat yang tidak larut dalam air dan memiliki fungsi untuk membawa
kolesterol ester dan kolesterol dari jaringan kembali ke hati. Diyakini bahwa
konsumsi durian berlebihan dapat menyebabkan status kesehatan yang buruk karena
dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah rumor tersebut benar atau tidak. Hasil penelitain menunjukkan
konsentrasi HDL lebih rendah pada kelompok intervensi (yang mengkonsumsi
durian) dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak mengkonsumsi durian),
namun tidak signifikan. Rendahnya HDL adalah faktor resiko untuk
aterosklerosis. Tingkat kolesterol total dalam penelitian ini juga mengalami
penurunan. Jadi, kita tidak bisa menilai bahwa durian adalah buruk bagi
kesehatan. Hmm...
Penelitian berikutnya
berjudul Effect of Durian Intake on Blood Presure and Heart Rate in Healthy
Individuals oleh Endang Kumolosasi, Teh Siew Gyn, Ahmad Hasnan Mansor, Mohd
Makmor Bakry, Nozazrina Azmi dan Malina Jasamai dalam International Journal of
Food Properties. Penelitian ini meneliti hubungan antara asupan durian dan
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung pada pria sehat. Tekanan darah
sistolik dan diastolik tetap normal untuk kelompok yang diberi durian. Namun,
peningkatan denyut jantung yang signifikan terjadi pada kelompok yang diberi
500 gram durian pada 0,5-2 jam. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jumlah
asupan durian yang sederhana tidak mempengaruhi tekanan daran dan denyut
jantung pada individu sehat. Hmm... (lagi).
Untuk melengkapi
argumen saya kepada suami, rasanya kurang lengkap kalau saya tidak mencantumkan
kandungan gizi buah durian. Data berikut ini saya ambil dari Wikipedia.
Kandungan Gizi Durian Jumlah per 100 gram
Kalori (kcal) 147
Jumlah lemak 5 g
Kolesterol 0 mg
Natrium 2 mg
Kalium 436 mg
Jumlah karbohidrat 27 gram
Serat pangan 3,8 gram
Protein 1,5 gram
Vitamin A 44 IU
Kalsium 6 mg
Vitamin B6 0,3 mg
Magnesium 30 mg
Vitamin C 19,7 mg
Zat besi 0,4 mg
Vitamin B12 0 mg
Kasus-kasus negatif
yang terjadi selama ini berkaitan dengan durian adalah akibat terjadinya over
energy karena makan durian dalam porsi yang berlebihan. Jika energi tidak
tersalurkan, maka akan menyebabkan terganggunya keseimbangan di dalam tubuh.
Sehingga disarankan agar makan durian cukup 100-200 gram saja setiap kali
makan. Juga diperhatikan, makan durian tidak dicampur dengan makanan / minuman
bersoda atau beralkohol, dan hindari makan durian pada saat menjelang tidur.
Oleh : Dian Wijayanti
Sleman, 20 Februari
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar